APA KORAN MASIH KITA PERLUKAN??
NAMA
: Agustian Eko Hidayat
NIM
: 2020516
Menurut
saya koran sangatlah penting bagi masyarakat kita,mengapa saya katakan penting?
Di karenakan perkembangan media massa yang tidak hanya sebagai media informasi,
namun telah dikembangkan sebagai sarana bisnis. Dapat dilihat media massa surat
kabar, surat kabar yang seharusnya sebagai sarana kontrol dan pendidikan dalam
menyebarkan informasi yang relevan untuk dikonsumsi masyarakat pembaca,ini
artinya surat kabar tersebut tak akan lepas dari aspek-aspek bagaimana cara
tulisan jurnalistik dalam menyampaikan informasi yang tulus kepada khayalak.
Hal ini dapat dilihat dari semua surat kabar memiliki kekhasan sendiri-sendiri
dalam menyampaikan informasi untuk khalayak pembaca,ini juga tak dapat
dipisahkan dalam pengolahan surat kabar dari keberadaan bisnis.
Namun
di era globalisasi ini kedudukan surat kabar semakin lama semakin tergeser
keberadaan surat kabar dengan media elektronik seperti HP, TV dan sebagainya.
Banyak berita-berita miring tentang isu senjakala media cetak, isu senjakala
media cetak sudah ramai diperbincangkan terutama di Amerika Serikat dan Inggris
sejak 2009, awalnya penurunan jumlah pendapatan iklan dan jumlah pelanggan. Pada
kongres WAN-IFRA(Asosiasi Surat Kabar Dunia), tema-tema yang diangkut adalah seputaran bagaimana industri media
cetak menghadapi era digital. Mereka tidak lagi berdiskusi bagaimana membuat
berita yang bagus atau bagaimana etika jurnalis dalam mencari berita, fokus
mereka cuma satu : bagaimana industri media cetak bisa selamat dari kepunahan.
Pada
beberapa kongres WAN-IFRA para pembicara dari koran-koran seperti New York Times
, Washington Post, The Wall Street journal memaparkan model-model bisnis media
online masing-masing banyak juga yang memaparkan bagaimana membuat
konten-konten yang disukai pembaca online, misalnya video dan podcast (audio).
Intinya media online digarap serius dan disinergikan dengan media cetak. Di
tengah-tengah kematian koran di Amerika Serikat, pemilik Amazon Jeff Bezos
membeli Washington Post senilai 250 juta dolar. The New York Times, Wall Street
Journal, Financial Times melakukan bisnis freemium. Masih banyak koran yang
bertahan dengan membuat model bisnis yang benar-benar baru.
Seperti
homo sapiens yang berevolusi dengan cara beradaptasi, koran harus melakukannya.
Jika tidak koran akan mati, hanya yang kuat yang bertahan. Koran tidak boleh berfikir
sebagai newspaper semata, lebih dari itu harus menjadi news brand. Koran bukan
media nomor satu, tapi harus di sinergikan dengan media-media di bawah brand
itu.
Mungkin
sekarang koran masih ada bagaimana lima atau sepuluh tahun kedepan??? Ini lh
tantangan atau tugas para pemilik media dan para pekerjanya,saying nya banyak
pemilik koran yang tidak paham dunia online,banyak yang membuat media online
asal-asalan dengan kualitas lebih buruk di banding media cetak nya. Isu senjakala
media cetak ditanggap beragam oleh para jurnalis,ada yang menyalahkan internet
,ada yang tidak percaya adanya isu itu. Koran sudah kalah cepat dengan online,
jika koran kualitasnya sama dengan media online,maka habislah riwayat
koran,orang tak lagi mencari nya. Sudah beberapa media cetak yang tutup seperti
koran sinar harapan,harian bola juga tutup internet tidak lahir untuk membunuh
koran ,tetapi pemilik koranlah yang selama ini membunuh pelan-pelan ,tentu
dengan bantuan pekerjanya. Tujuan internet hadir adalah memberi kemudahan
kepada masyarakat untuk mengakses informasi,imbasnya,koran bukan sumber
informasi paling penting . kendali di tangan pembaca ,ini tantangan yang harus
di hadapi koran.